Diberdayakan oleh Blogger.

Kedai Boekoe Online

Kami hanya menjual buku bekas,djadoel & antik.

Call/Text/Whatsapp : 0812 - 13100 - 109

Alamat :

Jl.swadaya 1c No.14
Pasarminggu - Jakarta Selatan
12510

Our Other Website :


Created by www.csstemplateheaven.com | Blogger Template by Blogger Template Place
Distributed by: free blogger template header best blogger theme free | best vpn gaming windows 7 cheap vpn 2012

Story Of A Maestro MIMI RASINAH

Hardcover 30x20cm
Art paper

terjual


Rasinah yang akrab dipanggil Mimi Rasinah (lahir di Indramayu, 3 Februari 1930 – meninggal di Indramayu, 7 Agustus 2010 pada umur 80 tahun) adalah seorang empu tari topeng Cirebon, satu-satunya yang tersisa sejak wafatnya Sawitri, penari topeng Cirebon asal Losari pada 1999.


Perjalanan hidup Mimi Rasinah yang tetap berpegang teguh pada kebudayaan kuno tari topeng sampai akhir hayat menjadi inspirasi bagi banyak pihak. Rhoda Grauer, menjadi sutradara atas film dokumenter yang berdurasi 54 menit yang berjudul Rasinah: The Enchanted Mask .


Dari kecil Mimi sudah menggeluti tari topeng yang diajarkan ayahnya. Pada umur 5 tahun ia sudah diajarkan menari oleh ayahnya yang berprofesi sebagai dalang dan ibunya yang berprofesi sebagai dalang ronggeng. Menginjak Mimi Rasinah berusia 7 tahun, ia mulai berkeliling untuk bebarangan atau mengamen tari topeng. Ketika bangsa Jepang sampai ke Indramayu, rombongan topeng ayahnya dituduh oleh Jepang sebagai mata-mata, sehingga semua aksesori tari topeng dimusnahkan oleh bangsa Jepang hingga hanya satu topeng saja. Pada agresi yang kedua dengan tuduhan yang sama, ayahnya tewas ditembak oleh Belanda.


Sepeninggal ayahnya, rombongan tari topeng Rasinah dipimpin suaminya, seorang dalang wayang. Sampai tragedi G 30 S, mereka dilarang untuk manggung, karena tariannya yang membangkitkan membangkitkan syahwat dan abangan. Tak cukup badai Gestapu, pada tahun 1970-an kelompok tari topeng Rasinah semakin sepi tanggapan, pentas tarling, dangdut,dan sandiwara yang menggantikannya. Suami Rasinah akhirnya menjual seluruh topeng dan aksesoris tari sebagai modal mendirikan grup sandiwara. Rasinah berhenti menari topeng selama 20 tahun lebih, hanya menabuh gamelan saja untuk sandiwara.


Baru pada 1994, Endo Suanda dan seorang rekannya sesama dosen di STSI Bandung, Toto Amsar Suanda, "menemukan kembali" Rasinah. tarian topeng Kelana yang dipertunjukkan Rasinah membuat keduanya terpesona. Aura magis yang ada, serta karakter yang berubah-ubah sesuai dengan karakter 8 topeng yang ada, dari mulai topeng panji sampai kelana, membuatnya terpesona. Seketika itu juga semangat Rasinah untuk menari kembali bangkit, dan Rasinah mulai kembali berpentas baik di dalam negeri maupun luar negeri.


Keseriusan Mimi Rasinah dalam menggeluti kesenian ini dibuktikan dengan mempertahankan tradisi tari ini, sehingga banyak yang menyebutnya klasik. Mimi Rasinah juga aktif mengajarkan tari topeng ke sekolah-sekolah yang ada di Indramayu.



Sumber : Wikipedia

Posting Komentar